Rabu, 17 Desember 2014

Bentuk Muka Bumi Dan Aktivitas Penduduk Di Indonesia

Bentuk Muka Bumi dan Aktivitas Penduduk Indonesia



Indonesia terdiri atas belasan ribu pulau, baik yang berukuran besar maupun yang berukuran  kecil. Jumlah pulau seluruhnya mencapai 13.466 buah. Luas wilayah Indonesia mencapai  5.180.053 km2, terdiri atas daratan seluas 1.922.570 km2 dan lautan seluas 3.257.483 km2. Ini berarti wilayah lautannya lebih luas daripada wilayah daratannya. Jika kamu perhatikan keadaan pulau-pulau di Indonesia, tampak adanya keragaman bentuk muka bumi. Bentuk muka bumi Indonesia dapat dibedakan menjadi dataran rendah, dataran  tinggi, bukit, gunung, dan pegunungan. Sebaran dari bentuk muka bumi Indonesia tersebut dapat dilihat pada peta sebaran bentuk muka bumi atau peta fisiografi Indonesia berikut ini.

 Pada  peta fisiografi pada gambar tersebut, tampak sebaran bentuk muka bumi Indonesia mulai  dataran rendah sampai pegunungan. Untuk membaca  peta tersebut, perhatikanlah legenda  atau keterangan  peta.

Simbol berwarna kuning menunjukkan  dataran rendah, warna hijau  menunjukkan daerah perbukitan, warna cokelat menunjukkan pegunungan. Secara umum, setiap bentuk muka bumi menunjukkan pola aktivitas penduduk yang berbeda antara satu daerah dan daerah lainnya. Adapun gambaran tentang keadaan muka bumi Indonesia dan aktivitas penduduknya adalah sebagai berikut.


A. Dataran Rendah
Dataran rendah adalah bagian dari permukaan bumi dengan letak ketinggian 0-200 m di atas permukaan air laut (dpal). Di daerah dataran rendah, aktivitas yang dominan adalah aktivitas permukiman dan pertanian. Di daerah ini biasanya terjadi aktivitas pertanian dalam skala luas dan pemusatan penduduk yang besar. Di Pulau Jawa, penduduk memanfaatkan lahan dataran rendah untuk menanam padi sehingga Jawa menjadi sentra penghasil padi terbesar di Indonesia. Ada beberapa alasan terjadinya aktivitas pertanian dan permukiman di daerah  dataran rendah, yaitu seperti berikut.

  1. Di daerah  dataran rendah, penduduk mudah melakukan pergerakan atau mobilitas dari satu tempat ke tempat lainnya.
  2. Di daerah dataran, banyak dijumpai lahan subur karena biasanya berupa tanah aluvial atau hasil endapan  sungai yang subur.
  3. Dataran rendah dekat dengan pantai  sehingga banyak penduduk yang bekerja sebagai  nelayan.
  4. Memudahkan penduduk untuk berhubungan dengan dunia luar melalui jalur laut.

Dengan berbagai keuntungan tersebut, banyak penduduk bermukim di dataran rendah. Pemusatan penduduk di dataran rendah kemudian berkembang menjadi daerah perkotaan. Sebagian besar daerah perkotaan di Indonesia, bahkan dunia, terdapat di dataran rendah. Aktivitas pertanian di dataran rendah umumnya adalah aktivitas pertanian lahan basah. Aktivitas  pertanian lahan basah dilakukan di daerah yang sumber airnya cukup tersedia untuk mengairi lahan pertanian. Lahan basah umumnya dimanfaatkan untuk tanaman padi yang dikenal dengan  pertanian sawah.
Selain memiliki aktivitas penduduk tertentu yang dominan berkembang, dataran rendah juga memiliki potensi  bencana alam. Bencana alam yang berpotensi terjadi di  dataran rendah adalah  banjir,  tsunami, dan gempa. Banjir di dataran rendah terjadi karena aliran air sungai yang tidak mampu lagi ditampung  oleh alur sungai. Tidak mampunya sungai menampung aliran air dapat terjadi karena aliran air dari daerah hulu yang terlalu besar, pendangkalan  sungai, penyempitan alur  sungai, atau banyaknya sampah di  sungai yang menghambat aliran  sungai.

B. Bukit dan Perbukitan
Bukit adalah bagian dari permukaan bumiyang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya dengan ketinggian kurang dari 600 mdpal. Bukit tidak tampak curam seperti halnya gunung. Perbukitan berarti kumpulan dari sejumlah  bukit pada suatu wilayah tertentu. Di daerah perbukitan, aktivitas  permukiman tidak seperti di  dataran rendah. Permukiman tersebar pada daerah-daerah tertentu atau membentuk kelompok-kelompok kecil. Penduduk memanfaatkan lahan datar yang luasnya terbatas di antara perbukitan. Permukiman umumnya dibangun di kaki atau lembah perbukitan karena biasanya di tempat tersebut ditemukan sumber air berupa mata air atau  sungai.
Aktivitas ekonomi, khususnya  pertanian, dilakukan dengan memanfaatkan lahan-lahan dengan kemiringan lereng tertentu. Untuk memudahkan penanaman, penduduk menggunakan teknik sengkedan dengan memotong bagian lereng tertentu agar menjadi datar. Teknik ini kemudian juga bermanfaat mengurangi  erosi atau pengikisan oleh air.
Di daerah perbukitan, pada umumnya aktivitas pertanian adalah pertanian lahan kering. Pertanian lahan kering merupakan pertanian yang dilakukan di wilayah yang pasokan airnya terbatas atau hanya mengandalkan air hujan. Istilah pertanian lahan kering sama dengan ladang atau huma yang dilakukan secara menetap maupun berpindah-pindah seperti di Kalimantan. Tanaman yang ditanam umumnya adalah umbi-umbian atau palawija dan tanaman tahunan (kayu dan buah-buahan). Pada bagian lereng yang masih landai dan lembah perbukitan, sebagian penduduk juga memanfaatkan lahannya untuk tanaman padi.
Aktivitas ekonomi di daerah perbukitan sulit berkembang menjadi sebuah pusat perekonomian. Di daerah perbukitan, mobilitas manusia tidak semudah di daerah dataran sehingga pemusatan permukiman dan industri relatif terbatas. Meskipun demikian, daerah perbukitan dapat dikembangkan menjadi daerah pariwisata karena panorama alamnya yang indah dan suhu udaranya yang sejuk. Aktivitas pariwisata yang dapat dikembangkan antara lain wisata alam yang tujuannya menikmati pemandangan daerah perbukitan yang indah.

C. Dataran Tinggi
Dataran tinggi adalah adalah daerah datar yang memiliki ketinggian lebih dari 400 meter dpal. Daerah ini memungkinkan mobilitas penduduk berlangsung lancar seperti halnya didataran rendah. Oleh karena itu, beberapa dataran tinggi di Indonesia berkembang menjadi pemusatan ekonomi penduduk, contohnya Dataran Tinggi Bandung.
Aktivitas pertanian juga berkembang di dataran tinggi. Di daerah ini, sebagian penduduk menanam padi dan beberapa jenis sayuran. Suhu yang tidak terlalu panas memungkinkan penduduk menanam beberapa jenis sayuran seperti tomat dan cabe. Sejumlah  dataran tinggi menjadi daerah tujuan wisata. Udaranya yang sejuk dan pemandangan alamnya yang indah menjadi daya tarik penduduk untuk berwisata ke daerah dataran tinggi. Beberapa dataran tinggi di Indonesia menjadi daerah tujuan wisata misalnya Bandung dan Dieng. Potensi  bencana alam di  dataran tinggi biasanya adalah  banjir. Karena bentuk muka buminya yang datar,  dataran tinggi berpotensi menimbulkan genangan air. Tanda-tanda bencana  banjir dan upaya menghindarinya telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.

D. Gunung dan Pegunungan
Gunung adalah bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi  dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Biasanya bagian yang menjulang tinggi tersebut dalam bentuk puncak-puncak  gunung dengan ketinggian 600 meter dpal. Pegunungan adalah bagian dari daratan yang merupakan kawasan yang terdiri atas deretan gunung-gunung dengan ketinggian lebih dari 600 meter dpal. Ind  gunung dan pegunungan. Sebagian dari  gunung tersebut merupakan gunung berapi. Keberadaan gunung berapi tidak hanya menimbulkan bencana, tetapi juga membawa manfaat bagi wilayah sekitarnya. Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi memberikan kesuburan bagi wilayah di sekitarnya. Hal itu menjadi salah satu alasan bagi banyak penduduk untuk tinggal di wilayah sekitar gunung berapi karena lahan tersebut sangat subur untuk kegiatan pertanian.


Gunung berapi adalah gunung yang memiliki lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan  magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Ciri gunung berapi adalah adanya kawah atau rekahan. Sewaktu-waktu gunung berapi tersebut dapat meletus. Sebagian  gunung yang ada di Indonesia merupakan  gunung berapi yang aktif. Ciri gunung berapi yang aktif adalah adanya aktivitas kegunungapian seperti semburan gas, asap, dan lontaran material dari dalam gunung berapi.
Di Indonesia, sebagian besar  gunung berapi tersebar di sepanjang Pulau Sumatra, Jawa sampai Nusa Tenggara. Gunung berapi juga banyak ditemui di Pulau Sulawesi dan Maluku. Beberapa gunung berapi di Nusantara sangat terkenal di dunia karena letusannya yang sangat dahsyat, yaitu gunung berapi Tambora dan Krakatau.
Semoga Bermanfaat

Itu saja yang bisa saya sampaian jangan lupa coment dan like

Nama Nama Pahlawan Nasional Dan Asal Daerahnya

NO
Nama
SK Presiden
Asal Daerah / Daerah Pengusul
Ket
1.
Abdul  Muis
1883 - 1959
218 Tahun 1959
30 - 8 - 1959
Sumatera Barat

2.
Ki Hadjar Dewantoro
1889 - 1959
305 Tahun 1959
28 - 11 - 1959
D.I. Yogyakarta

3.
Surjopranoto
1871 – 1959
310 Tahun 1959
30 – 11 - 1959
D.I. Yogyakarta

4.
Mohammad Hoesni Thamrin
1894 - 1941
175 Tahun 1960
28 – 7 - 1960
DKI Jakarta

5.
K.H. Samanhudi
1878 - 1956
590 Tahun 1961
9 – 11 - 1961
Jawa Tengah

6.
H.O.S. Tjokroaminoto
1883 - 1934
590 Tahun 1961
9 – 11 - 1961
Jawa Timur

7.
Setyabudi
1897 - 1950
590 Tahun 1961
9 – 11 - 1961
Jawa Timur

8.
Si Singamangaradja XII
1849 - 1907
590 Tahun 1961
9 – 11 - 1961
Sumatera Utara

9.
Dr.G.S.S.J.Ratulangi
1890 - 1949
590 Tahun 1961
9 – 11 - 1961
Sulawesi Utara

10.
Dr. Sutomo
1888 - 1938
657 Tahun 1961
27 – 12 - 1961
Jawa Timur

11.
K.H. Ahmad Dahlan
1868 - 1934
657 Tahun 1961
27 – 12 - 1961
D.I. Yogyakarta

12.
K.H. Agus Salim
1884 - 1954
657 Tahun 1961
27 – 12 - 1961
Sumatera Barat

13.
Jenderal Gatot Subroto
1907 - 1962
222 Tahun 1962
18 – 6 1962
Jawa Tengah

14.
Sukardjo Wirjopranoto
11903 - 1962
342 Tahun 1962
29 – 10 - 1962
Jawa Tengah

15.
Dr. Ferdinand Lumban Tobing
1899 - 1962
361 Tahun 1962
17 – 11 - 1962
Sumatera Utara

16.
K.H. Zainul Arifin
1909 - 1963
35 Tahun 1963
4 – 3 - 1963
Sumatera Utara

17.
Tan Malaka
1884-1949
53 Tahun 1963
28 – 3 - 1963
Sumatera Utara

18.
MGR A.Sugiopranoto, S.J.
1896 - 1963
152 Tahun 1963
26 – 7 - 1963
Jawa Tengah

19.
Ir. H. Djuanda Kartawidjaja
1911 - 1963
244 Tahun 1963
29 – 11 - 1963
Jawa Tengah

20.
Dr. Sahardjo, SH
1909 - 1963
245 Tahun 1963
29 – 11 - 1963
Jawa Tengah

21.
Tjuk Njak Dhien
1850 - 1908
106 Tahun 1964
2 – 5 - 1964
D. I. Aceh

22.
Tjut Meutia
1870
107 Tahun 1964
2 – 5 - 1964
D. I. Aceh

23.
Raden Adjeng Kartini
1879 - 1904
108 Tahun 1964
2 – 5 - 1964
Jawa Tengah

24.
Dr. Tjiptomangunkusumo
1886 - 1943
109 Tahun 1964
2 – 5 - 1964
Jawa Tengah

25.
H. Fachruddin
1890 - 1929
162 Tahun 1964
26 – 6 - 1964
D.I. Yogyakarta

26.
K.H. Mas Mansur
1896 - 1946
162 Tahun 1964
26 – 6 - 1964
Jawa Timur

27.
Alimin
1889 - 1964
163 Tahun 1964
26 – 6 - 1964
Jawa Tengah

28.
Dr. Muwardi
1907 - 1948
190 Tahun 1964
4  – 8 - 1964
Jawa Tengah

29.
K.H. Abdul Wahid Hasjim
1914 - 1953
206 Tahun 1964
24 – 8 - 1964
Jawa Timur

30.
Sri Susuhunan Pakubuwono VI
1807 - 1849
294 Tahun 1964
17 –11 - 1964
Jawa Tengah

31.
K.H. Hasjim Asjarie
1875 - 1947
294 Tahun 1964
17 –11 - 1964
Jawa Timur

32.
Gubernur Surjo
1896 - 1948
294 Tahun 1964
17 –11 - 1964
Jawa Timur

33.
Jenderal Soedirman
1916 - 1950
314 Tahun 1964
10 – 12 – 1964
Jawa Tengah

34.
Jenderal Oerip Soemohardjo
1893 - 1948
314 Tahun 1964
10 – 12 – 1964
Jawa Tengah

35.
Prof. Dr. Soepomo, SH.
1903 - 1958
123 Tahun 1965
14 – 5 - 1965
Jawa Tengah

36.
Dr. Koesoemah Atmadja, SH.
1898 - 1952
124 Tahun 1965
14 – 5 - 1965
Jawa Barat

37.
Jend. TNI. Anm. Achmad Yani
1922 - 1965
111 /KOTI/1965
5 – 10 - 1965
Jawa Tengah

38.
Let. Jen. TNI. Anm. Soeprapto
1920 - 1965
111 /KOTI/1965
5 – 10 - 1965
Jawa Tengah

39.
Let.Jen.TNI.Anm.M.T. Harjono
1924 – 1965
111 / KOTI/1965
5 – 10 – 1965
Jawa Timur

40.
Let.Jen.TNI.Anm. S. Parman
1918 - 1965
111/ KOTI/ 1965
5 – 10 – 1965
Jawa Tengah

41
Mayjen. TNI. Anm.D.I. Pandjaitan.
1925-1965
111/Koti/1965  5-10-1965
Sumatra Utara

42.
Mayjen.TNI.Anm.Soetojo Siswomihardjo.
1922-1965
111/Koti/1965
5-10-1965
Jawa Tengah

43.
Kapten.CZI. Anm.Pierre Tendean 1939-1965
111/Koti/1965
5-10-1965
D.K.I. Jakarta

44.
Brigadir Polisi Anm. Karel Sasuit Tubun
1928-1965
114/Koti/1965
5-10-1965
M a l u k u

45.
Brigjen. TNI. Anm. Katamso 1923-1965
118/Koti/1965 19-10-1965
D.I. Yogyakarta

46.
Kol.Inf.Anm.Sugiono
1926-1965
118/Koti/1965 19-10-1965
D.I. Yogyakarta

47.
Sutan Sjahrir
1909-1966
76 Tahun 1966 9-4-1966
Sumatra Barat

48.
Laksamana Laut R.E.Martadinata 1921-1966
220 Tahun 1966 7-10-1966
Jawa Barat

49.
Raden Dewi Sartika
1884-1947
252Tahun 1966 1-2-1966
Jawa Barat

50.
Prof.Dr.W.Z.Johannes
1895-1952
06/TK/1968
27-3-1968
Nusa Tenggara Timur

51.
Pangeran Antasari
1809-1892
06/TK/1968
27-3-1968
Kalimantan 
Selatan

52.
Serda.KKO. Anm.Djanatin Alias
Osman Bin Haji Mohammad Ali 1943-1968
050/TK/1968
17-10-1968
Jawa Timur

53.
Kopral.KKO.Anm.Harun Bin Said
Alias Tahir 1947-1968
050/TK/1968
17-10-1968
Jawa Timur

54.
Jend.TNI.Anm. Basuki Rachmat
1921-1968
01/TK/1969
9-1-1969
Jawa Timur

55.
A.F. Lasut
1918-1949
012/TK/1969
20-5-1969
Sulawesi Utara

56.
Martha Christina Tijahahu
1800-1818
012/TK/1969
20-5-1969
M a l u k u

57.
Maria Walanda Maramis
1872-1924
012/TK/1969
20-5-1969
Sulawesi Utara

58.
S u p e n o
1916-1949
39/TK/1970
13-7-1970
Jawa Tengah

59.
Sultan Ageng Titajasa
1631-1683
45/TK/1970
1-8-1970
Jawa Barat

60.
W.R. Soepratman
1903-1938
016/TK/1971
20-5-1971
Jawa Timur

61.
Nyai Achmad Dachlan
1872-1946
042/TK/1971
22-9-1971
D.I. Yogyakarta

62.
K.H. Zainal Moestafa
1907-1944
064/TK/1972
6-11-1972
Jawa Barat

63.
Sultan Hasanuddin
1631-1670
087/TK/1973
6-11-1973
Sulawesi Selatan

64.
Kapitan Pattimura
1783-1817
087/TK/1973
6-11-1973
M a l u k u

65.
Pangeran Diponegoro
1785-1855
087/TK/1973
6-11-1973
D.I. Yogyakarta

66.
Tuanku Imam Bondjol
1772-1864
087/TK/1973
6-11-1973
Sumatra Barat

67.
Teuku Tjik Ditiro
1836-1891
087/TK/1973
6-11-1973
D.I.Aceh

68.
Teuku Umar
1854-1899
087/TK/1973
6-11-1973
D.I. Aceh

69.
DR. Wahidin Soedirohoesodo
1852-1917
088/TK/1973
6-11-1973
D.I. Yogyakarta

70.
R. Otto Iskandardinata
1897-1945
088/TK/1973
6-11-1973
Jawa Barat

71.
Robert Wolter Monginsidi
1925-1949
088/TK/1973
6-11-1973
Sulawesi Utara

72.
Prof. Mohammad Yamin, SH
1903-1962
088/TK/1973
6-11-1973
Sumatra Barat

73.
Laksda.TNI.Anm. Josaphat Soedarso
1925-1962
088/TK/1973
6-11-1973
Jawa Tengah

74.
Prof.DR.R. Soeharso
1912-1971
088/TK/1973
6-11-1973
Jawa Tengah

75.
Marsda. TNI.Anm.Prof. DR.
Abdulrachman Saleh
1909-1947
071/TK/1974
9-11-1974
D.I.Yogyakarta

76..
Marsda, TNI Anm. Mas Agustinus Adisutjipto 1916-1947
071/TK/1974
9-11-1974
D.I.Yogyakarta


Selasa, 16 Desember 2014

Nama Negara Beserta Ibukotanya

          Negara - Ibukota
  1. Afghanistan – Kabul
  2. Albania – Tirane
  3. Algeria – Algiers
  4. Andorra – Andorra la Vella
  5. Angola – Luanda
  6. Antigua and Barbuda – Saint John’s
  7. Argentina – Buenos Aires
  8. Armenia – Yerevan
  9. Australia – Canberra
  10. Austria – Vienna
  11. Azerbaijan – Baku
  12. The Bahamas – Nassau
  13. Bahrain – Manama
  14. Bangladesh – Dhaka
  15. Barbados – Bridgetown
  16. Belarus – Minsk
  17. Belgium – Brussels
  18. Belize – Belmopan
  19. Benin – Porto-Novo
  20. Bhutan – Thimphu
  21. Bolivia – La Paz (administrative); Sucre (judicial)
  22. Bosnia and Herzegovina – Sarajevo
  23. Botswana – Gaborone
  24. Brazil – Brasilia
  25. Brunei – Bandar Seri Begawan
  26. Bulgaria – Sofia
  27. Burkina Faso – Ouagadougou
  28. Burundi – Bujumbura
  29. Cambodia – Phnom Penh
  30. Cameroon – Yaounde
  31. Canada – Ottawa
  32. Cape Verde – Praia
  33. Central African Republic – Bangui
  34. Chad – N’Djamena
  35. Chile – Santiago
  36. China – Beijing
  37. Colombia – Bogota
  38. Comoros – Moroni
  39. Congo, Republic of the – Brazzaville
  40. Congo, Democratic Republic of the – Kinshasa
  41. Costa Rica – San Jose
  42. Cote d’Ivoire – Yamoussoukro (official); Abidjan (de facto)
  43. Croatia – Zagreb
  44. Cuba – Havana
  45. Cyprus – Nicosia
  46. Czech Republic – Prague
  47. Denmark – Copenhagen
  48. Djibouti – Djibouti
  49. Dominica – Roseau
  50. Dominican Republic – Santo Domingo
  51. East Timor (Timor-Leste) – Dili
  52. Ecuador – Quito
  53. Egypt – Cairo
  54. El Salvador – San Salvador
  55. Equatorial Guinea – Malabo
  56. Eritrea – Asmara
  57. Estonia – Tallinn
  58. Ethiopia – Addis Ababa
  59. Fiji – Suva
  60. Finland – Helsinki
  61. France – Paris
  62. Gabon – Libreville
  63. The Gambia – Banjul
  64. Georgia – Tbilisi
  65. Germany – Berlin
  66. Ghana – Accra
  67. Greece – Athens
  68. Grenada – Saint George’s
  69. Guatemala – Guatemala City
  70. Guinea – Conakry
  71. Guinea-Bissau – Bissau
  72. Guyana – Georgetown
  73. Haiti – Port-au-Prince
  74. Honduras – Tegucigalpa
  75. Hungary – Budapest
  76. Iceland – Reykjavik
  77. India – New Delhi
  78. Indonesia – Jakarta
  79. Iran – Tehran
  80. Iraq – Baghdad
  81. Ireland – Dublin
  82. Israel – Jerusalem*
  83. Italy – Rome
  84. Jamaica – Kingston
  85. Japan – Tokyo
  86. Jordan – Amman
  87. Kazakhstan – Astana
  88. Kenya – Nairobi
  89. Kiribati – Tarawa Atoll
  90. Korea, North – Pyongyang
  91. Korea, South – Seoul
  92. Kosovo – Pristina
  93. Kuwait – Kuwait City
  94. Kyrgyzstan – Bishkek
  95. Laos – Vientiane
  96. Latvia – Riga
  97. Lebanon – Beirut
  98. Lesotho – Maseru
  99. Liberia – Monrovia
  100. Libya – Tripoli
  101. Liechtenstein – Vaduz
  102. Lithuania – Vilnius
  103. Luxembourg – Luxembourg
  104. Macedonia – Skopje
  105. Madagascar – Antananarivo
  106. Malawi – Lilongwe
  107. Malaysia – Kuala Lumpur
  108. Maldives – Male
  109. Mali – Bamako
  110. Malta – Valletta
  111. Marshall Islands – Majuro
  112. Mauritania – Nouakchott
  113. Mauritius – Port Louis
  114. Mexico – Mexico City
  115. Micronesia, Federated States of – Palikir
  116. Moldova – Chisinau
  117. Monaco – Monaco
  118. Mongolia – Ulaanbaatar
  119. Montenegro – Podgorica
  120. Morocco – Rabat
  121. Mozambique – Maputo
  122. Myanmar (Burma) – Rangoon (Yangon); Naypyidaw or Nay Pyi Taw (administrative)
  123. Namibia – Windhoek
  124. Nauru – no official capital; government offices in Yaren District
  125. Nepal – Kathmandu
  126. Netherlands – Amsterdam; The Hague (seat of government)
  127. New Zealand – Wellington
  128. Nicaragua – Managua
  129. Niger – Niamey
  130. Nigeria – Abuja
  131. Norway – Oslo
  132. Oman – Muscat
  133. Pakistan – Islamabad
  134. Palau – Melekeok
  135. Panama – Panama City
  136. Papua New Guinea – Port Moresby
  137. Paraguay – Asuncion
  138. Peru – Lima
  139. Philippines – Manila
  140. Poland – Warsaw
  141. Portugal – Lisbon
  142. Qatar – Doha
  143. Romania – Bucharest
  144. Russia – Moscow
  145. Rwanda – Kigali
  146. Saint Kitts and Nevis – Basseterre
  147. Saint Lucia – Castries
  148. Saint Vincent and the Grenadines – Kingstown
  149. Samoa – Apia
  150. San Marino – San Marino
  151. Sao Tome and Principe – Sao Tome
  152. Saudi Arabia – Riyadh
  153. Senegal – Dakar
  154. Serbia – Belgrade
  155. Seychelles – Victoria
  156. Sierra Leone – Freetown
  157. Singapore – Singapore
  158. Slovakia – Bratislava
  159. Slovenia – Ljubljana
  160. Solomon Islands – Honiara
  161. Somalia – Mogadishu
  162. South Africa – Pretoria (administrative); Cape Town (legislative); Bloemfontein (judiciary)
  163. Spain – Madrid
  164. Sri Lanka – Colombo; Sri Jayewardenepura Kotte (legislative)
  165. Sudan – Khartoum
  166. Suriname – Paramaribo
  167. Swaziland – Mbabane
  168. Sweden – Stockholm
  169. Switzerland – Bern
  170. Syria – Damascus
  171. Taiwan – Taipei
  172. Tajikistan – Dushanbe
  173. Tanzania – Dar es Salaam; Dodoma (legislative)
  174. Thailand – Bangkok
  175. Togo – Lome
  176. Tonga – Nuku’alofa
  177. Trinidad and Tobago – Port-of-Spain
  178. Tunisia – Tunis
  179. Turkey – Ankara
  180. Turkmenistan – Ashgabat
  181. Tuvalu – Vaiaku village, Funafuti province
  182. Uganda – Kampala
  183. Ukraine – Kyiv
  184. United Arab Emirates – Abu Dhabi
  185. United Kingdom – London
  186. United States of America – Washington D.C.
  187. Uruguay – Montevideo
  188. Uzbekistan – Tashkent
  189. Vanuatu – Port-Vila
  190. Vatican City (Holy See) – Vatican City
  191. Venezuela – Caracas
  192. Vietnam – Hanoi
  193. Yemen – Sanaa
  194. Zambia – Lusaka
  195. Zimbabwe – Harare